Rabu, 28 Maret 2012

Yukata beda dengan Kimono


Nah setiap bangsa pasti punya budaya sendiri, termasuk dalam berpakaian. Seperti Indonesia dengan kebayanya begitu juga dengan bangsa Jepang. tidak kalah dengan Indonesia, mereka juga memiliki baju tradisional yang tidak kalah indahnya, yaitu Kimono dan Yukata. Pada umumnya orang selain bangsa Jepang menyebut semua baju tradisional Jepang sebagai kimono tanpa membeda-bedakan jenisnya. Padahal sebenarnya ada perbedaan antara kimono dan yukata. Apakah perbedaannya, mari kita lihat!
Yukata apa itu yukata?
adalah jenis kimono nonformal yang dibuat dari bahan kain katun tipis tanpa pelapis yang dipakai untuk kesempatan santai di musim panas(buat ngadem gitu,,). Yukata dibuat dari bahan katun yang mudah dilewati angin, agak transparan agar badan menjadi sejuk di sore hari atau sesudah mandi malam dengan air panas di Jepang. Pada umumnya jika terlihat orang memakai Yukata saat musim panas yang identik dengan musim pesta kembang api (hanabi) dan matsuri (festival musim panas), berarti tidak jauh dari tempat orang memaki Yukata tadi ada matsuri atau pesta kembang api(sudah adatnya seperti itu).
Sebagai pakaian pesta dan perayaan di musim panas yukata juga disediakan di kamar hotel, penginapan ala Jepang (ryokan) dan pemandian air panas (onsen). Selain untuk menghadiri Hanabi dan Matsuri yukata juga biasa digunakan untuk tidur(ya iyalah, mo dipake manjat pohon juga bisa, sapa yang mo ngelarang coba?). Jika digunakan untuk tidur, yukata bisa dikenakan begitu saja oleh pria dan wanita tanpa mengenakan pakaian dalam(prikitiwww, jangan bayangin macem2 yak…). Sedangkan jika yukata dikenakan untuk keluar rumah, laki-laki biasanya tidak memakai kaus dalam, melainkan hanya mengenakan celana dalam atau celana pendek.
Sekarang darimana asalmula yukata??
Mari kita saksikan asal usul. Kalo usul jangan asal, kalo asal jangan usul…
Pada awalnya yukata berasal dari zaman Azuchi Momoyama, dikenal dengan nama Yukatabira merupakan pakaian yang digunakan sesudah mandi. Di kalangan rakyat pada zaman Edo, Yukatabira menjadi sangat populer sehingga kemudian dikenal dengan sebutan Yukata daripada ribet pake bira segala. Pada zaman itu, Yukata cuma berfungsi sebagai pakaian tidur dan tidak pernah dipakai untuk bertemu dengan orang lain karena dianggap sangat tidak sopan. Berbeda dengan kimono, yukata sangat mudah dijahit karena pola yang sangat sederhana. Yukata dijahit tanpa kain pelapis di bawahnya dan tanpa kain pelapis di daerah pinggul dan pundak. Sampai sekitar sesudah Perang Dunia II di Jepang, cara menjahit Yukata diajarkan kepada para murid-murid perempuan di sekolah menengah umum. Aktor Kabuki mengenakan Yukata pada saat berdandan atau memainkan peran yang memakai Yukata. Pegulat Sumo juga memakai Yukata sebelum dan sesudah bertanding. Gerakan-gerakan dasar yang harus dikuasai dalam tari tradisional Jepang (Nihon buyō) selalu berkaitan dengan kimono. Penari tari tradisional Jepang mengenakan Yukata sebagai pengganti kimono agar kimono yang berharga mahal tidak menjadi basah karena keringat. Model Yukata untuk laki-laki biasanya terbuat dari bahan dengan warna dasar gelap dengan corak garis-garis warna gelap. Sedangkan Yukata untuk wanita biasanya terbuat dari bahan dengan warna dasar cerah atau warna pastel dengan corak beraneka warna yang cerah. Corak kain yang populer untuk Yukata wanita, misalnya bunga Sakura, bunga Krisan, Poppy, bunga-bunga yang mekar di musim panas dan ikan mas koki. Karakter anime seperti Hamutaro, Pokemon dan Hello Kitty juga populer sebagai corak Yukata untuk anak-anak.


Credit ; http://theodorabean.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar